Metrotvnews.com, Jerusalem: Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz menyatakan keprihatinan mendalam atas penghentian ekspor gas Mesir ke Israel. Akibatnya, Israel mengalami krisis energi di seluruh negeri itu.
EGAS, perusahaan gas nasional Mesir pada Minggu (2/4) mengumumkan pembatalan kesepakatan jangka panjang untuk memasok gas ke Israel. Kesepakatan ditandatangani bersama dengan perjanjian perdamaian antara kedua
negara pada tahun 1979.
Menurut media lokal, alasan di balik pembatalan tersebut - EGAS mengatakan perusahaan Ampal-American Israel Corporation, mitra dalam Perusahaan Gas Mediterania Timur (EMG), telah mensabotase terus menerus terhadap pipa lintas perbatasan yang telah berlangsung sejak penumbangan Hosni Mubarak pada Februari 2011.
"Ini adalah preseden berbahaya yang mengurangi semangat perjanjian perdamaian," kata Steiniz seperti dikutip pada Minggu malam.
Pemimpin oposisi Shaul Mofaz juga menentang pembatalan itu. "Ini adalah peringkat rendah baru dalam hubungan antara kedua negara dan jelas melanggar perjanjian damai," kata Mofaz kepada harian The Jerusalem Post.
Para pejabat senior memperingatkan bahwa pembatalan kesepakatan gas bisa menyebabkan kekurangan energi musim panas ini, meskipun Menteri Energi dan Air Uzi Landau mengatakan bahwa Israel bekerja untuk memperkuat kebebasan dalam kaitan kebutuhan energinya. (Ant/ICH)
EGAS, perusahaan gas nasional Mesir pada Minggu (2/4) mengumumkan pembatalan kesepakatan jangka panjang untuk memasok gas ke Israel. Kesepakatan ditandatangani bersama dengan perjanjian perdamaian antara kedua
negara pada tahun 1979.
Menurut media lokal, alasan di balik pembatalan tersebut - EGAS mengatakan perusahaan Ampal-American Israel Corporation, mitra dalam Perusahaan Gas Mediterania Timur (EMG), telah mensabotase terus menerus terhadap pipa lintas perbatasan yang telah berlangsung sejak penumbangan Hosni Mubarak pada Februari 2011.
"Ini adalah preseden berbahaya yang mengurangi semangat perjanjian perdamaian," kata Steiniz seperti dikutip pada Minggu malam.
Pemimpin oposisi Shaul Mofaz juga menentang pembatalan itu. "Ini adalah peringkat rendah baru dalam hubungan antara kedua negara dan jelas melanggar perjanjian damai," kata Mofaz kepada harian The Jerusalem Post.
Para pejabat senior memperingatkan bahwa pembatalan kesepakatan gas bisa menyebabkan kekurangan energi musim panas ini, meskipun Menteri Energi dan Air Uzi Landau mengatakan bahwa Israel bekerja untuk memperkuat kebebasan dalam kaitan kebutuhan energinya. (Ant/ICH)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !