Jakarta (GNS) - Boleh dikatakan, tim sukses pasangan Jokowi-Ahok sakit hati karena mereka gagal mendapat dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Serta merta mereka menuding PKS dan Hidayat Nurwahid dengan kata bernada SARA, munafik.
"Munafik adalah kalimat yang tepat untuk kita tudingkan kepada PKS dan Hidayat Nur Wahid. PKS menyerahkan sikap politiknya di putaran dua untuk Foke (Fauzi Bowo). Mereka menyatakan Jokowi tidak mereka pilih karena meninggalkan amanah rakyat Solo (dan) Jokowi tidak menyelesaikan tanggung jawabnya di Solo," ujar Ketua Pemuda Kebangsaan, Beathor Suryadi, dalam keterangan yang diterima redaksi Rakyat Merdeka Online, Rabu, (15/8/2012).
Menurut aktivis PDI Perjuangan ini, kalimat itu bagai batu di balik udang. "Bukankah bila terpilih sebagai gubernur DKI, Hidayat Nur Wahid juga meninggalkan rakyat yang memilihnya di Dapil 5 Jawa?," tanya Beathor.
Beathor juga menuding, pernyataan dukungan PKS itu disampaikan untuk menyembunyikan mahar senilai miliaran rupiah yang diterima dari Fauzi Bowo.
"Nah, elit PKS ingin memperlihatkan kepada kader dan simpatisannya seakan mereka bersih atas dukungan ke Foke tersebut. Padahal ada udang atas transaksi pembelian suara 11,5 persen yang juga milik Didik Rachbini (pasangan HNW dalam putaran pertama)," kata Beathor.
Sebelumnya, Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid menegaskan sikap partainya yang akhirnya mendukung pasangan Foke-Nara adalah karena pasangan ini setuju dengan persyaratan PKS agar menyelesaikan masa jabatan hingga 2017. Ini berbeda dengan sikap Jokowi yang tidak pernah mengeluarkan statemen akan memegang jabatan hingga akhir periode.
"Banyak warga Jakarta yang menanyakan itu, apakah Jokowi akan pindah juga sama seperti dari Solo ke Jakarta. Kalau Jokowi pergi, pertanggungjawaban itu kepada siapa nantinya," kata Hidayat seperti dirilis ANTARA News, Selasa (14/8/2012).
Kondisi itu berbeda dari pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menyatakan siap menjabat hingga akhir masa jabatan dan merealisasikan apa yang sudah dikampanyekan Hidayat-Didik ke dalam program pemerintahan.
Mantan kandidat gubernur DKI Jakarta ini juga membantah anggapan sebagian pihak yang menyatakan bahwa dirinya juga ada niat menjadikan gubernur DKI sebagai batu loncatan menuju kursi RI-1. "Saya jawab tidak, saya akan menyelesaikan amanat rakyat hingga 2017," bantahnya.
Red: shodiq ramadhan
"Munafik adalah kalimat yang tepat untuk kita tudingkan kepada PKS dan Hidayat Nur Wahid. PKS menyerahkan sikap politiknya di putaran dua untuk Foke (Fauzi Bowo). Mereka menyatakan Jokowi tidak mereka pilih karena meninggalkan amanah rakyat Solo (dan) Jokowi tidak menyelesaikan tanggung jawabnya di Solo," ujar Ketua Pemuda Kebangsaan, Beathor Suryadi, dalam keterangan yang diterima redaksi Rakyat Merdeka Online, Rabu, (15/8/2012).
Menurut aktivis PDI Perjuangan ini, kalimat itu bagai batu di balik udang. "Bukankah bila terpilih sebagai gubernur DKI, Hidayat Nur Wahid juga meninggalkan rakyat yang memilihnya di Dapil 5 Jawa?," tanya Beathor.
Beathor juga menuding, pernyataan dukungan PKS itu disampaikan untuk menyembunyikan mahar senilai miliaran rupiah yang diterima dari Fauzi Bowo.
"Nah, elit PKS ingin memperlihatkan kepada kader dan simpatisannya seakan mereka bersih atas dukungan ke Foke tersebut. Padahal ada udang atas transaksi pembelian suara 11,5 persen yang juga milik Didik Rachbini (pasangan HNW dalam putaran pertama)," kata Beathor.
Sebelumnya, Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid menegaskan sikap partainya yang akhirnya mendukung pasangan Foke-Nara adalah karena pasangan ini setuju dengan persyaratan PKS agar menyelesaikan masa jabatan hingga 2017. Ini berbeda dengan sikap Jokowi yang tidak pernah mengeluarkan statemen akan memegang jabatan hingga akhir periode.
"Banyak warga Jakarta yang menanyakan itu, apakah Jokowi akan pindah juga sama seperti dari Solo ke Jakarta. Kalau Jokowi pergi, pertanggungjawaban itu kepada siapa nantinya," kata Hidayat seperti dirilis ANTARA News, Selasa (14/8/2012).
Kondisi itu berbeda dari pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menyatakan siap menjabat hingga akhir masa jabatan dan merealisasikan apa yang sudah dikampanyekan Hidayat-Didik ke dalam program pemerintahan.
Mantan kandidat gubernur DKI Jakarta ini juga membantah anggapan sebagian pihak yang menyatakan bahwa dirinya juga ada niat menjadikan gubernur DKI sebagai batu loncatan menuju kursi RI-1. "Saya jawab tidak, saya akan menyelesaikan amanat rakyat hingga 2017," bantahnya.
Red: shodiq ramadhan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !