Kota Yogyakarta (selanjutnya disebut Jogja) merupakan kota yang memiliki karakteristik yang menarik; mengusung budaya modern sebagai kota pendidikan dan melestarikan nilai-nilai klasik sebagai kota budaya. Kota Jogja pun memiliki lokasi-lokasi wisata alam yang banyak, baik gunung maupun pantai. Di antara lokasi wisata tersebut adalah Gunung Merapi.
Wilayah sekitar gunung merapi merupakan wilayah yang masih dikategorikan jarang penduduk, tidak seperti wilayah kota yang sudah mulai padat. Kawasan ini juga memiliki udara pegunungan yang masih sejuk dan segar. Oleh karena itu, tidak heran wisatawan dari Jogja sendiri atau luar Jogja datang kesini hanya untuk sekedar makan-makan atau berlibur di akhir pekan.
Namun demikian, ada sisi lain dari kawasan Merapi yang harus kita ketahui. Gunung Merapi yang termasuk guung merapi teraktif di dunia ini, menceritakan kisah-kisah keramat yang berbau syirik dan khurafat jika dipandang dari sisi syariat. Masyarakat merapi yang notabene ber-KTP-kan Islam masih banyak yang tidak mengenal Islam, Islam tidak lain hanya sekedar nama saja. Masyarakat yang miskin pengetahuan tentang Islam ini, ditambah pula kekurangan materi penghidupan.
Gambar Rumah Penduduk dan Kebun:
Pada tanggal 16 Juni 2012, tim dakwah merapi YPIA (Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary) berkunjung ke salah satu kecamatan di kawasan Merapi, Kecamatan Pakem, Dusun Sumberan. Tim dakwah merapi YPIA datang ke Dusun Sumberan dalam rangka pembebasan tanah seluas 1500 m2, kedepannya tanah tersebut akan dibangun Islamic Center sebagai pusat dakwah Islam di Dusun Sumberan, Pakem.
Dusun Sumberan, Pakem, merupakan kecamatan yang tertimpa musibah kristenisasi secara besar-besaran. Menurut cerita penduduk sekitar, pada awal 1980-an Dusun Sumberan dihuni oleh 100% keluarga Islam, saat ini 50% penduduk telah berhasil dikristenkan. Keadaan ini tentunya sangat menyedihkan kita sebagai kaum muslimin, dimana saudara-saudara kita berbalik ke belakang dan meninggalkan agama yang mulia ini. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Di antara alasan pesatnya Kristenisasi di Pakem adalah:
Pertama, dibangunnya gereja yang sangat strategis posisinya di wilayah tersebut.
Gambar Gereja:
Gereja ST. Ignatius Ponggol merupakan geraja Nasrani yang memiliki posisi yang sangat strategis. Terletak di pertigaan jalan. Dusun Sumberan yang dibelah oleh pertigaan jalan tersebut disatukan dengan bangunan gereja di atasnya, tepat di pertigaan jalan. Hal ini tentu saja memudahkan misionaris mengawasi penduduk sekitar, demikian juga penduduk sekitar akan mudah mengetahui ritual-ritual agama Nasrani yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Kedua, percampuran budaya, agama, dan norma
Ajaran Islam di kampung ini benar-benar sekedar nama. Dari pembicaraan kami dengan pihak penjual tanah, bahwasanya penduduk Kristen terkadang merayakan ajaran umat Islam. Seperti ketika Idul Fitri, umat Nasrani turut merayakan Idul Fitri dengan dalih turut berbahagia dan saling menghormati antar umat beragama. Umat Islam pun “dipaksa” datang ke rumah-rumah Nasrani tersebut sebagai wujud persaudaraan, sopan santun, dan pergaulan antara penduduk kampung, padahal itu adalah hari raya Idul Fitri, bagaimana kiranya dengan perayaan Natal? Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan.
Kemudian tradisi tahlilan atau acara duka ketika kematian, apabila ada salah seorang penduduk Kristen yang meninggal, maka pihak keluarga akan mengundang orang-orang Islam untuk yasinan di rumah mereka, turut mendoakan keluarga mereka. Keadaan ini tentu saja membuat rancu dan membiaskan batas-batas agama.
Ketiga, sedikit atau bahkan tidak adanya masjid
Pada saat negosiasi tim dakwah merapi YPIA dengan penjual tanah, masuklah waktu zuhur di wilayah tersebut, namun tidak terdengar sayup-sayup suara adzan yang sebagai tanda masuknya waktu shalat. Walaupun pihak pemilik tanah mengatakan ada masjid di daerah tersebut yang sering dipakai jumatan, tapi syiar Islam terbesar ini (adzan pen.) sama sekali tidak terdengar di langit kampung.
Keempat, ketidaktahuan masyarakat tentang ajaran Islam
Ini merupakan faktor tersebsar yang menyebabkan mudahnya misionaris mengkristenkan penduduk di wilayah Dusun Sumberan. Pihak pemilik tanah yang merupakan seorang pendatang sempat merasa heran dengan keadaan tempat tinggalnya sekarang. Menurutnya penduduk desa sudah sama sekali tidak mengenal ajaran agama Islam, baik ajaran yang pokok, apalagi ajaran-ajaran yang sifatnya cabang.
Oleh karena itulah, kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk bahu-membahu mendukung dakwah, membangun sarana, dan menolong saudara-saudara kita agar kembali mengenal Islam.
Tanah yang hendak di bebaskan terdiri dari dua bagian, satu bagian yang besar dengan luas 1000m2
Gambar:
Dan bagian lainnya dengan luas 500m2
Gambar:
Totalnya 1500m2. Dana yang diperlukan untuk pembebasan adalah sebesar Rp 85.000.000 ditambah biaya pajak, pengurusan sertifikat dan lain-lain Rp 10.000.000 sehingga yang diperlukan adalah sebesar Rp 95.0000.000.
Area ini terpisahkan oleh badan jalan dan berada di sekitar pemukiman penduduk. Pertama-tama, wilayah ini akan dibangunkan sebuah masjid sebagai pusat syiar agama Islam dan kemudian akan dikembangkan lagi sesuai dengan keperluan dan kebutuhan selama proses dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam di wilayah tersebut.
Bagi saudara-saudara yang ingin turut serta, berpartisipasi dalam amal jariyah ini bisa melalui
1. Rekening BNI Syariah Yogyakarta. No. Rek. 0092167858 a.n. Syarif Mustaqim
2. Rekening Bank Syari’ah Mandiri (Cab.Yogyakarta). No. Rek. 0307089062 a.n. Syarif Mustaqim
3. Rekening Bank Mandiri (K.C Yogyakarta UGM). No. Rek. 1370007620327 a.n. Syarif Mustaqim
4. Rekening Bank Muamalat (Cab.Yogyakarta). No. Rek. 0129933348 a.n. Syarif Mustaqim
5. Rekening BCA (K.C.P Kaliurang Yogyakarta). No. Rek. 8610169750 a.n. Syarif Mustaqim
Bagi yang emnymbang harap konfirmasi ke: 085252052345 atau 02746644862
Demikian hal ini kami informasikan, mudah-mudahan apa yang kita cita-cita akan segera terealisasi dan mudah-mudahan Allah menganugerahkan kita keikhlasan dan amal yang diterima. Amin
Wilayah sekitar gunung merapi merupakan wilayah yang masih dikategorikan jarang penduduk, tidak seperti wilayah kota yang sudah mulai padat. Kawasan ini juga memiliki udara pegunungan yang masih sejuk dan segar. Oleh karena itu, tidak heran wisatawan dari Jogja sendiri atau luar Jogja datang kesini hanya untuk sekedar makan-makan atau berlibur di akhir pekan.
Namun demikian, ada sisi lain dari kawasan Merapi yang harus kita ketahui. Gunung Merapi yang termasuk guung merapi teraktif di dunia ini, menceritakan kisah-kisah keramat yang berbau syirik dan khurafat jika dipandang dari sisi syariat. Masyarakat merapi yang notabene ber-KTP-kan Islam masih banyak yang tidak mengenal Islam, Islam tidak lain hanya sekedar nama saja. Masyarakat yang miskin pengetahuan tentang Islam ini, ditambah pula kekurangan materi penghidupan.
Gambar Rumah Penduduk dan Kebun:
Pada tanggal 16 Juni 2012, tim dakwah merapi YPIA (Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary) berkunjung ke salah satu kecamatan di kawasan Merapi, Kecamatan Pakem, Dusun Sumberan. Tim dakwah merapi YPIA datang ke Dusun Sumberan dalam rangka pembebasan tanah seluas 1500 m2, kedepannya tanah tersebut akan dibangun Islamic Center sebagai pusat dakwah Islam di Dusun Sumberan, Pakem.
Dusun Sumberan, Pakem, merupakan kecamatan yang tertimpa musibah kristenisasi secara besar-besaran. Menurut cerita penduduk sekitar, pada awal 1980-an Dusun Sumberan dihuni oleh 100% keluarga Islam, saat ini 50% penduduk telah berhasil dikristenkan. Keadaan ini tentunya sangat menyedihkan kita sebagai kaum muslimin, dimana saudara-saudara kita berbalik ke belakang dan meninggalkan agama yang mulia ini. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Di antara alasan pesatnya Kristenisasi di Pakem adalah:
Pertama, dibangunnya gereja yang sangat strategis posisinya di wilayah tersebut.
Gambar Gereja:
Gereja ST. Ignatius Ponggol merupakan geraja Nasrani yang memiliki posisi yang sangat strategis. Terletak di pertigaan jalan. Dusun Sumberan yang dibelah oleh pertigaan jalan tersebut disatukan dengan bangunan gereja di atasnya, tepat di pertigaan jalan. Hal ini tentu saja memudahkan misionaris mengawasi penduduk sekitar, demikian juga penduduk sekitar akan mudah mengetahui ritual-ritual agama Nasrani yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Kedua, percampuran budaya, agama, dan norma
Ajaran Islam di kampung ini benar-benar sekedar nama. Dari pembicaraan kami dengan pihak penjual tanah, bahwasanya penduduk Kristen terkadang merayakan ajaran umat Islam. Seperti ketika Idul Fitri, umat Nasrani turut merayakan Idul Fitri dengan dalih turut berbahagia dan saling menghormati antar umat beragama. Umat Islam pun “dipaksa” datang ke rumah-rumah Nasrani tersebut sebagai wujud persaudaraan, sopan santun, dan pergaulan antara penduduk kampung, padahal itu adalah hari raya Idul Fitri, bagaimana kiranya dengan perayaan Natal? Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan.
Kemudian tradisi tahlilan atau acara duka ketika kematian, apabila ada salah seorang penduduk Kristen yang meninggal, maka pihak keluarga akan mengundang orang-orang Islam untuk yasinan di rumah mereka, turut mendoakan keluarga mereka. Keadaan ini tentu saja membuat rancu dan membiaskan batas-batas agama.
Ketiga, sedikit atau bahkan tidak adanya masjid
Pada saat negosiasi tim dakwah merapi YPIA dengan penjual tanah, masuklah waktu zuhur di wilayah tersebut, namun tidak terdengar sayup-sayup suara adzan yang sebagai tanda masuknya waktu shalat. Walaupun pihak pemilik tanah mengatakan ada masjid di daerah tersebut yang sering dipakai jumatan, tapi syiar Islam terbesar ini (adzan pen.) sama sekali tidak terdengar di langit kampung.
Keempat, ketidaktahuan masyarakat tentang ajaran Islam
Ini merupakan faktor tersebsar yang menyebabkan mudahnya misionaris mengkristenkan penduduk di wilayah Dusun Sumberan. Pihak pemilik tanah yang merupakan seorang pendatang sempat merasa heran dengan keadaan tempat tinggalnya sekarang. Menurutnya penduduk desa sudah sama sekali tidak mengenal ajaran agama Islam, baik ajaran yang pokok, apalagi ajaran-ajaran yang sifatnya cabang.
Oleh karena itulah, kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk bahu-membahu mendukung dakwah, membangun sarana, dan menolong saudara-saudara kita agar kembali mengenal Islam.
Tanah yang hendak di bebaskan terdiri dari dua bagian, satu bagian yang besar dengan luas 1000m2
Gambar:
Dan bagian lainnya dengan luas 500m2
Gambar:
Totalnya 1500m2. Dana yang diperlukan untuk pembebasan adalah sebesar Rp 85.000.000 ditambah biaya pajak, pengurusan sertifikat dan lain-lain Rp 10.000.000 sehingga yang diperlukan adalah sebesar Rp 95.0000.000.
Area ini terpisahkan oleh badan jalan dan berada di sekitar pemukiman penduduk. Pertama-tama, wilayah ini akan dibangunkan sebuah masjid sebagai pusat syiar agama Islam dan kemudian akan dikembangkan lagi sesuai dengan keperluan dan kebutuhan selama proses dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam di wilayah tersebut.
Bagi saudara-saudara yang ingin turut serta, berpartisipasi dalam amal jariyah ini bisa melalui
1. Rekening BNI Syariah Yogyakarta. No. Rek. 0092167858 a.n. Syarif Mustaqim
2. Rekening Bank Syari’ah Mandiri (Cab.Yogyakarta). No. Rek. 0307089062 a.n. Syarif Mustaqim
3. Rekening Bank Mandiri (K.C Yogyakarta UGM). No. Rek. 1370007620327 a.n. Syarif Mustaqim
4. Rekening Bank Muamalat (Cab.Yogyakarta). No. Rek. 0129933348 a.n. Syarif Mustaqim
5. Rekening BCA (K.C.P Kaliurang Yogyakarta). No. Rek. 8610169750 a.n. Syarif Mustaqim
Bagi yang emnymbang harap konfirmasi ke: 085252052345 atau 02746644862
Demikian hal ini kami informasikan, mudah-mudahan apa yang kita cita-cita akan segera terealisasi dan mudah-mudahan Allah menganugerahkan kita keikhlasan dan amal yang diterima. Amin
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !