Amy-Lou-Howard kalut saat dokter memintanya menjalani kuretase atau pembersihan rahim. Hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) menunjukkan janinnya yang baru berusia beberapa minggu lenyap dari rahim.
“Perasaan saya hancur saat melihat rahim saya kosong di layar,” kata Amy-Lou-Howard, seperti dikutip dari Daily Mail. “Dokter bilang saya mengalami kehamilan ektopik yang membahayakan nyawa saya.”
Kehamilan ektopik atau populer dengan sebutan hamil anggur adalah suatu kondisi di mana janin tumbuh di luar kandungan. Dalam kondisi ini, penderita harus menjalani kuretase untuk menggugurkan janin tersebut. Janin yang tumbuh di luar kandungan bisa mendesak organ-organ vital sang ibu dan memicu kematian.
Dalam kalut, Amy-Lou-Howard bertemu bibinya, Louise Turner, yang tengah menjalani perawatan kanker payudara di rumah sakit yang sama. Pertemuan ini memberinya harapan baru karena ada kemungkinan janinnya bersembunyi di dalam rahim, seperti yang dialami bibinya saat kehamilan pertama.
Amy-Lou-Howard menuruti saran bibinya untuk melakukan pemeriksaan USG ulang. Ia menunda kuretase dan melakukan pemeriksaan USG sepekan kemudian. Benar saja, hasil pemeriksaan itu menampilkan denyut janin yang tumbuh normal di dalam rahimnya.
“Dalam kasus ini, kami sangat senang Amy-Lou-Howard berhasil melahirkan dengan selamat, walaupun banyak kesulitan pada awalnya,” kata juru bicara rumah sakit yang menangani persalinan wanita 19 tahun itu.
Bagi Amy-Lou-Howard, kehamilannya menjadi peristiwa yang tak akan terlupakan seumur hidup. Bukan semata-mata lantaran hamil anak pertama, tapi juga sejumlah peristiwa yang mengiringi proses kehamilan.
Kehamilan itu terjadi di luar dugaan. Bermula dengan munculnya kram perut yang cukup menyiksa,ia mendatangi sebuah rumah sakit. Diagnosis dokter menunjukkan gangguan pencernaan serius seiring tes kehamilan yang memperlihatkan hasil negatif.
Namun, sakit itu tak reda. Tiga hari berikutnya, ia kembali ke rumah sakit. Ia menerima diagnosis usus buntu dan harus segera menjalani operasi. Namun, ibunya, Carol Taylor-Bird, memiliki keyakinan kuat bahwa sakit itu bukan usus buntu. Ibunya pun meminta Amy-Lou-Howard melakukan tes kehamilan lagi, dan hasilnya positif.
Lega mengetahui sakit itu akibat kehamilan di periode awal, Amy-Lou-Howard menyimpan tanda tanya karena selama ini ia mengenakan implan kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Namun, daya kerja implan itu rupanya melemah akibat serangan hormon yang cukup kuat di tubuhnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !